Filantropi dan prospek masa depan
Usaha filantropi Branson termasuk sokongan untuk pemuliharaan dan pemeliharaan alam sekitar, pendidikan, dan isu-isu sosial. Semangat keusahawanan dan dorongan kuat di dalam diri beliau untuk berinovasi mungkin akan menjadi enjin yang memacu kemajuan masa depan dan memberi kesan kepada pelbagai sektor.
Filantropi dan impak global
Bill Gates adalah perintis dalam kalangan jutawan inisiatif filantropi. Melalui Yayasan Bill & Melinda Gates, kegiatan filantropi beliau memfokuskan pada kesihatan global, pendidikan, dan pembasmian kemiskinan. Keghairahannya untuk menangani isu-isu global yang serius telah memberi kesan yang serius kepada berjuta-juta nyawa dan terus mempengaruhi usaha filantropi di seluruh dunia.
Usaha masa depan Gates termasuk filantropi dan pelaburan yang berterusan dalam teknologi dan inovasi. Pengaruhnya dalam isu kesihatan dan teknologi global berkemungkinan besar akan mendorong trend masa depan dan membantu menangani isu-isu global yang mendesak.
Bill Gates: perintis teknologi dan dermawan global
Tempat tinggal: Amerika Syarikat
Pengasas bersama: Microsoft
Nilai bersih: $111 bilion
Pegangan pemilikan Microsoft: 0.8% ($8.5 bilion)
Aset-aset lain: Cascade Investment ($80 bilion), yayasan amal
Mark Zuckerberg: arkitek media sosial dan interaksi digital
Tempat tinggal: Amerika Syarikat
Pengasas bersama dan CEO: Meta Platforms (dahulunya Facebook)
Nilai bersih: $124 bilion
Pegangan pemilikan Meta: 13% ($116 bilion)
Aset-aset lain: Pelaburan dalam startup teknologi
Filantropi dan prospek masa depan
Usaha filantropi Bezos termasuklah sumbangan-sumbangan penting untuk inisiatif menangani perubahan iklim, pendidikan, dan bidang lain. Prospek beliau, termasuk pelaburan berterusan dalam teknologi dan program angkasa lepas, akan mempengaruhi pelbagai industri dan kemajuan manusia secara umum.
Filantropi dan prospek masa depan
Usaha filantropi Zuckerberg, yang disediakan oleh Inisiatif Chan Zuckerberg, menumpukan fokus pada pendidikan, penjagaan kesihatan, dan penyelidikan saintifik. Kepimpinan berterusan beliau dalam menyelesaikan masalah global akan terus membentuk masa depan teknologi digital dan media sosial.
orang terkaya sepanjang masa
Sumber: Money.com, Celebrity Net Worth
Mansa Musa lahir tahun 1280 di keluarga para penguasa. Saudara laki-lakinya, Mansa Abu-Bakr, memerintah kerajaan mereka hingga tahun 1312, ketika ia turun takhta untuk pergi dalam sebuah ekspedisi.
Menurut sejarawan Suriah abad ke-14, Shibab al-Umari, Abu-Bakr terobsesi dengan Samudera Atlantik dan segala sesuatu yang ada di baliknya.
Ia dikabarkan berangkat dalam sebuah ekspedisi dengan armada sebanyak 2.000 kapal serta ribuan pria, perempuan, dan budak. Mereka pergi berlayar, namun tak pernah kembali.
Beberapa sejarawan, seperti mendiang sejarawan Amerika Ivan Van Sertima, berasumsi bahwa rombongan Abu-Bakr berhasil mencapai Amerika Selatan. Namun tak ada bukti yang mendukung asumsi tersebut.
Bagaimana pun, akhirnya Mansa Musa lah yang mewarisi takhta yang ditinggalkan sang saudara laki-laki.
Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Mali berkembang pesat. Ia berhasil menguasai 24 kota baru, termasuk Timbuktu.
Kerajaan tersebut membentang sepanjang 3.128 kilometer, dari Samudera Atlantik hingga daerah yang kini merupakan Niger, termasuk kawasan-kawasan yang kini menjadi Senegal, Mauritania, Mali, Burkina Faso, Niger, Gambia, Guinea-Bissau, Republik Guinea, dan Pantai Gading.
Dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas, sumber daya alam yang dimiliki Kerajaan Mali pun sangat besar, termasuk emas dan garam.
Pada masa kekuasaan Mansa Musa, Kerajaan Mali memiliki hampir separuh jumlah emas yang beredar di kawasan Dunia Lama - negeri-negeri di Afrika, Asia dan Eropa - menurut British Museum.
Dan semuanya milik sang raja.
"Sebagai penguasa, Mansa Musa punya akses yang hampir tidak terbatas terhadap sumber-sumber kekayaan paling bernilai pada abad pertengahan," ujar Kathleen Bickford Berzock, yang merupakan spesialis seni Afrika di Block Museum of Art di Universitas Northwestern, kepada BBC.
"Pusat-pusat perdagangan besar yang menggunakan emas dan komoditas lain sebagai alat tukar juga berada di daerah kekuasaannya, dan ia memperoleh kekayaannya dari aktivitas perdagangan tersebut," tambahnya.
Walaupun Kerajaan Mali menjadi sumber emas, kerajaan tersebut tidak banyak dikenal.
Hal ini berubah ketika Mansa Musa, seorang Muslim yang taat, memutuskan untuk berhaji ke Mekah, melalui Gurun Sahara dan Mesir.
Sumber gambar, Getty Images
Sang raja dikabarkan berangkat dari Mali bersama dengan rombongan berisi 60.000 orang.
Ia membawa serta seluruh pejabat dan hakim-hakim kerajaan, pasukan tentara, penghibur, pedagang, penunggang unta dan 12.000 budaknya, juga serobongan kambing dan sapi untuk persediaan makanan.
Rombongannya tampak seperti sebuah kota yang bergerak melalui gurun.
Kota yang para penghuninya, termasuk para budaknya, mengenakan pakaian dengan brokat emas dan sutra Persia terbaik. Ratusan unta beruntun, masing-masing mengangkut ratusan kilogram emas murni.
Benar-benar sebuah pemandangan luar biasa.
Dan pemandangan itu tampak lebih mewah saat rombongannya mencapai Kairo, di mana mereka dapat benar-benar menunjukkan kekayaan mereka.
Kisah Banjir Emas di Kairo
Mansa Musa meninggalkan kesan tak terlupakan di Kairo, hingga al-Umari, yang mengunjungi kota itu 12 tahun setelah kedatangan Mansa Musa ke sana, ingat bagaimana orang-orang Kairo menyanjung-nyanjung raja Mali tersebut.
Dengan 'boros' Mansa Musa memberikan emas yang dibawanya di Kairo, sampai-sampai persinggahannya selama tiga bulan di kota tersebut menyebabkan anjloknya harga emas di kawasan tersebut selama 10 tahun dan menghancurkan perekonomian di sana.
Perusahaan teknologi AS, SmartAsset.com, memperkirakan - berdasarkan penyusutan nilai emas - perjalanan haji Mansa Musa menyebabkan kerugian ekonomi senilai US$1,5 miliar atau sekitar Rp21,4 triliun di seantero Timur Tengah.
Dalam perjalanan pulangnya, Mansa Musa melintasi Mesir kembali, dan menurut beberapa orang, ia mencoba untuk membantu mengembalikan perekonomian Mesir dengan menarik sebagain emas dari peredaran dengan cara meminjamnya menggunakan suku bunga yang amat tinggi dari para pemberi pinjaman Mesir.
Yang lainnya mengatakan ia sangat boros sampai-sampai kehabisan emas.
Lucy Duran dari School of African and Oriental Studies di London mencatat bahwa para penghibur Mali, yang merupakan pendongeng balada sejarah, khususnya, marah terhadap Mansa Musa.
"Ia membagikan terlalu banyak emas sepanjang perjalanan hingga para penghibur tak mau memuja-mujinya lagi dalam nyanyian mereka karena mereka berpikir bahwa ia menghambur-hamburkan sumber daya alam lokal di luar kerajaan," ujarnya.
Sangat perhatian dengan dunia pendidikan
Tak ada keraguan bahwa Mansa Musa menghabiskan, atau menghamburkan, banyak sekali emas sepanjang perjalanan hajinya. Namun justru kedermawanannya itulah yang menarik perhatian dunia.
Mansa Musa membuat kerajaannya, Mali, dan dirinya sendiri diakui dunia. Pada peta Catalan Atlas yang berasal dari tahun 1375, sebuah lukisan bergambar seorang raja Afrika yang duduk di atas singgasana emas di puncak Timbuktu, sambil memegang sepotong emas di tangannya.
Timbuktu menjadi El Dorado-nya Afrika dan orang-orang datang dari negeri yang dekat dan jauh untuk melihatnya.
Pada abad ke-19, negeri tersebut masih menyimpan sebuah mitos sebagai kota emas yang hilang di ujung dunia, dan menjadi incaran para pemburu dan penjelajah Eropa, di mana hal ini sebagian besar berkat apa yang dilakukan Mansa Musa 500 tahun sebelumnya.
Sumber gambar, Getty Images
Mansa Musa kembali dari Mekah bersama sejumlah cendekiawan Islam, termasuk keturunan langsung Nabi Muhammad dan penulis puisi sekaligus arsitek Andalusia bernama Abu Es Haq es Saheli, yang dikenal sebagai perancang Mesjid Djinguereber yang terkenal.
Raja dikabarkan membayarnya dengan 200 kilogram emas, yang jika dikonversikan ke dalam mata uang saat ini menjadi sebesar Rp117,2 miliar.
Selain mendorong dunia seni dan arsitektur, ia juga mendanai dunia sastra dan membangun banyak sekolah, perpustakaan, dan mesjid.
Tak lama, Timbuktu berubah menjadi pusat pendidikan dan banyak orang berdatangan dari berbagai belahan dunia untuk belajar di tempat yang kini dikenal sebagai Universitas Sankore.
Raja yang kaya itu juga sering kali dianggap berjasa karena telah memulai tradisi pendidikan di Afrika Barat, meskipun kisah tentang kerajaannya hanya sedikit diketahui orang di luar Afrika Barat.
"Sejarah dicatat oleh para pemenang," menurut Perdana Menteri Inggris di masa Peradang Dunia II, Winston Churchill.
Setelah Mansa Musa meninggal dunia tahun 1337, pada usia 57, kerajaannya diwariskan kepada putra-putranya yang tak mampu menjaga keutuhan kerajaan. Sejumlah daerah memisahkan diri dan akhirnya kerajaan itu pun runtuh.
Kedatangan bangsa Eropa di kemudian hari ke Afrika menjadi titik akhir kehancuran kerajaan Mali.
"Sejarah periode abad pertengahan masih dilihat sebagian besar orang sebagai sejarah dunia Barat," ujar Lisa Corrin Graziose, direktur Block Museum of Art, menjelaskan mengapa kisah tentang Mansa Musa tak populer.
"Jika saja bangsa Eropa tiba dalam jumlah besar di masa Musa memerintah, dengan Mali yang tengah berada di puncak kejayaannya dengan pasukan militer dan kekuatan ekonomi dibandingkan kondisi ratusan tahun setelahnya, pasti semuanya tidak akan seperti yang kita lihat saat ini," ujar Ware.
Sosok Mansa Musa mungkin tak sepopuler Elon Musk atau Jeff Bezos pada masa kini. Namun, sejarah mencatat Mansa Musa atau Kaisar Mansa merupakan orang terkaya sepanjang masa. Saking kayaknya, ia mampu meruntuhkan ekonomi Mesir di Abad Pertengahan.
Mengutip detikINET dari IFL Science, Mansa Musa atau Kaisar Musa, adalah orang terkaya sepanjang masa. Begitu kayanya, sehingga dia diduga meruntuhkan ekonomi Mesir di Abad Pertengahan.
Ia berkunjung ke Kairo dan dengan murah hati membelanjakan batangan emas miliknya sampai-sampai mendevaluasi Mesir kala itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musa menjadi penguasa Afrika Barat abad ke-14 dari Kekaisaran Mali yang memerintah dari tahun 1312 sampai tutup usia pada 1337. Lahir pada 1280, Musa mewarisi kerajaan ketika Mansa Abu-Bakr melepaskan posisinya pada 1312, untuk memulai ekspedisi melintasi Atlantik dan tidak pernah kembali.
Kekaisaran yang dipimpinnya sendiri sudah sangat kaya berkat sumber daya alam Afrika Barat. Tak hanya emasnya yang terkenal, Afrika Barat juga kaya akan tembaga, cangkang kerang (digunakan sebagai mata uang selama berabad-abad di beberapa bagian Afrika), rempah-rempah, manik-manik, garam, dan barang mewah lainnya.
Jika dibandingkan dengan daftar orang terkaya dunia di zaman modern, kekayaan Musa memiliki nilai sekitar USD 400 miliar, sedangkan kekayaan Elon Musk USD 219 miliar dan Jeff Bezos 171 miliar menurut catatan Forbes.
"Cara Barat dan bagaimana sejarah Afrika dilihat, lebih sering melalui kacamata perdagangan budak dan kolonialisme," kata Kathleen Berzock, kurator Caravans of Gold, sebuah pameran yang mengeksplorasi dampak global Afrika Barat pada abad pertengahan.
"Karena bias itu, dan penekanannya, persepsi yang muncul adalah Afrika tidak memiliki sejarah penting yang mendahului peristiwa global tersebut," sambungnya.
Baca Selengkapnya di Sini
Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini, konglomerat terkaya dunia diduduki oleh bos Tesla, Elon Musk. Namun, sebelumnya pernah ada orang yang jauh lebih kaya darinya bahkan dengan kekayaan tidak terhingga, yang ternyata adalah raja-raja di dunia pada zamannya. Berikut catatan orang terkaya sepanjang sejarah:
Genghis khan yang memiliki nama asli Temujin merupakan seorang pemimpin atau Raja Mongol yang berkuasa hingga akhir hidupnya di tahun 1227. Di masa pemerintahannya, Kekaisaran Mongol mencapai puncak kejayaan.
Genghis Khan berhasil menaklukkan wilayah Eurasia yang meliputi Korea, China, Rusia, Eropa Timur, Persia, Asia Tenggara, hingga Timur Tengah. Dengan wilayah kekuasaan seukuran Afrika, Kaisar Mongol ini ditaksir memiliki kekayaan hingga USD100 triliun.
Raja terkaya sepanjang sejarah selanjutnya adalah Kaisar Shenzong yang merupakan kaisar China pada masa Dinasti Song. Sang kaisar berhasil membawa China menguasai perekonomian dunia. Pada masa pemerintahannya di tahun 1067 hingga 1085, Kaisar Shenzong sukses menguasai 25 hingga 30 persen perekonomian dunia.
Jumlah kekayaannya digadang-gadang lebih dari USD30 triliun. Dia pintar dalam menerapkan sistem kebijakan ekonomi seperti pemungutan pajak dan membangun kesejahteraan rakyatnya.
Selain itu, kemajuan Dinasti Song dalam sektor ekonomi juga dibuktikan dengan pencetakan uang kertas pertama di dunia. Hal itulah yang membuat Dinasti Song memegang peranan perekonomian terkuat selama 319 tahun pemerintahannya, yaitu dari tahun 960 hingga 1279.
Foto: Pictures from History/Universal /Pictures from History
Spain/Catalonia: Mansa Musa, King of Mali, holding a sceptre and a piece of gold as represented in the Catalan Atlas, by the Jewish illustrator Cresques Abraham, 1375. (Photo by: Pictures from History/Universal Images Group via Getty Images)
Pria asal India ini memerintah kerajaan dengan 25% dari PDB global. Kaisar terbesar dari dinasti Mughal India, Akbar mengendalikan sebuah kekaisaran yang menyumbang sekitar seperempat dari output ekonomi global.
Chris Matthews dari Fortune mengutip almarhum sejarawan ekonomi Angus Maddison, yang berspekulasi PDB per kapita India di bawah Akbar sebanding dengan Elizabethan Inggris, tetapi dengan "kelas penguasa yang gaya hidupnya yang mewah melampaui gaya hidup masyarakat Eropa."
Augustus Caesar adalah kaisar pertama Kekaisaran Romawi Kuno yang berkuasa sejak pembunuhan Julius Caesar di tahun 44 SM hingga dirinya wafat di tahun 14 M. Terlahir dari keluarga bangsawan, Augustus Caesar memiliki kekayaan pribadi yang setara dengan 20% ekonomi seluruh Kekaisaran Roma saat itu.
Bila dikonversikan ke nilai saat ini, kekayaannya mencapai USD4,63 triliun. Setelah terbunuhnya Julius Caesar, Augustus melakukan serangkaian reformasi konstitusional dan sistem moneter yang membawa Roma ke masa Pax Romana, masa keemasan imperialisme Romawi.
Foto: AFP via Getty Images/CHRISTOF STACHE
A picture taken on July 4, 2019, shows the City Hall Square's fountain with its bronze sculpture featuring the city's founder, Caesar Augustus (top), in the city of Augsburg, southern Germany.Β (Photo by Christof STACHE / AFP) (Photo credit should read CHRISTOF STACHE/AFP via Getty Images)
Jumlah kekayaan Mansa Musa sudah tidak perlu diragukan lagi. Mansa Musa adalah seorang penguasa Kerajaan Mali di Afrika Barat pada abad 14. Raja kelahiran tahun 1280 ini terkenal dengan kekayaannya yang tak terhingga.
Pada 2012, Celebrity Net Worth menaksir kekayaan Mansa Musa yang mencapai USD400 miliar. Namun, beberapa ahli menyebutkan kekayaan sang raja tidak mungkin disebutkan dalam angka karena dia memiliki kekayaan yang tidak terhingga.
Sebagai Raja Afrika terkaya, Mansa Musa juga seorang yang dermawan. Kedermawanannya bahkan membuat perekonomian negara-negara Timur Tengah hancur. Peristiwa itu terjadi saat sang raja melakukan ibadah haji di tahun 1300-an.
Sepanjang perjalanan, Mansa Musa membagikan emas kepada setiap orang yang bertemu dengannya secara gratis. Hal tersebut membuat harga emas melonjak dan terjadi inflasi besar-besaran.
Saksikan video di bawah ini:
Jeff Bezos: perintis e-dagang dan peneroka angkasa lepas
Tempat tinggal: Amerika Syarikat
Pengasas dan Pengerusi Eksekutif: Amazon
Nilai bersih: $162 bilion
Pegangan pemilikan Amazon: 10% ($134 bilion)
Blue Origin: $8.5 bilion
Aset-aset lain: The Washington Post, pelaburan hartanah
Kehidupan awal dan latar belakang
Larry Page dilahirkan di Amerika Syarikat dan Sergey Brin dilahirkan di USSR. Pasangan ini bertemu semasa membuat PhD mereka di Universiti Stanford. Mindset kolaboratif mereka mengenai projek enjin carian melahirkan apa yang kita semua kenali sebagai Google.
Penyelidikan BackRub yang dilakukan oleh Page dan Brin membawa kepada penciptaan Google pada tahun 1998. Kerja keras, visi, dan pengetahuan mereka merevolusikan cara orang mengakses maklumat dan mengubah landskap digital selama-lamanya.
Siapa Mansa Musa, orang 'terkaya' sepanjang masa
Sumber gambar, Getty Images
Pendiri Amazon Jeff Bezos adalah orang terkaya di dunia, menurut daftar miliuner Forbes 2019 yang dirilis pekan lalu. Dengan kekayaan senilai kurang lebih USD131 miliar Rp1,87 kuadriliun, ia adalah orang terkaya dalam sejarah dunia modern.
Namun ia bukanlah orang terkaya sepanjang masa.
Gelar tersebut dipegang oleh Mansa Musa, penguasa Afrika Barat di abad ke-14 yang amat sangat kaya sampai-sampai saking dermawannya, sedekah yang ia berikan menghancurkan perekonomian suatu negeri.
"Jumlah kekayaan Musa jika dihitung di masa kini sungguh luar biasa sampai-sampai hampir mustahil untuk benar-benar memahami betapa kaya dan berkuasanya ia saat itu," ungkap Rudolph Butch Ware, guru besar sejarah di Universitas California, kepada BBC.
Mansa Musa "lebih kaya daripada apa yang orang bayangkan", ujar Jacob Davidson yang menulis tentang raja Afrika tersebut untuk situs Money.com tahun 2015 lalu.
Pada tahun 2012, situs web AS Celebrity Net Worth memperkirakan jumlah kekayaan Musa berada di angka US$400 miliar atau sekitar Rp5,72 kuadriliun, namun sejarawan ekonomi satu suara bahwa kekayaannya tak mungkin diejawantahkan ke dalam angka.